Thursday, June 18, 2015

bujang lokal dan Ramadhan



alhamdulilah, Ramadhan 1436H telah tiba.
hingar-bingar serta keriangan itu sedikit terabaikan, mengingat status saya sebagai seorang mahasiswa (lagi) di negeri yang umat Islam-nya minoritas, ditambah lokasi kampus yang memuncaki bukit di ujung desa Obaradai, plus pagar serta aturan yang membatasi untuk keluar-masuk akademi, pokok'e ndeso lah

Image result for nasi pecel teringat kenangan setahun lalu, ketika saya masih berdinas di Madiun, tepatnya di perbatasan dengan kabupaten Magetan pada saat bulan Ramadhan. weekend adalah ujian tersendiri, dimana saya harus berbuka-tidur-dan-sahur di sepur, hehehe, maklum keluarga tinggal di Bandung, jadi rutinitas tersendiri untuk menemui mereka di akhir pekan. saat harus kembali pun, istri selalu menyiapkan bekal dobel, karena jadwal kereta ke arah timur tidak memungkinkan saya untuk bisa berbuka puasa bersama keluarga selain sabtu malam, pun jika tidak ada undangan buka bersama ataupun makan diluar. 

urusan buka puasa, alhamdulilah tidak seribet untuk makan sahur. penjual takjil banyak, apalagi tidak jarang kami mendapat undangan buka bersama di rumah pejabat ataupun rekan kantor, yang peduli dengan nasib para bujang lokal penghuni mess. yaaa, memberi makan orang yang berpuasa pahalanya sama dengan menjalankan puasa, begitu infonya. nah, saat sahur ini yang agak ribet. selain tempat tinggal kami yang agak terpencil, sudah semestinya jarang juga warung yang buka tengah malam, apalagi jika di area yang memang sepi seperti perbatasan madiun-magetan. untunglah, ibu kantin berbaik hati membuka lapaknya, meski dengan menu sederhana khas madiun yaitu nasi pecel untuk buka puasa dan nasi pecel untuk sahur.

inilah yang saya sesalkan, betapa seringnya saya menggerutu saat itu karena menu sahur itu-itu saja. namun dibanding sekarang, sungguh betapa nikmatnya jika kita tidak perlu susah2 berpikir menu makan, tidak was-was kebablas tidak sahur, ataupun sekadar berkelakar dengan sesama penghuni mess menikmati kebersamaan sebagai bujang lokal. memang benar nasihat yang mengatakan bahwa, disaat susah, hendaklah kita selalu melihat kebawah. sekarang, saya merasa susah dan dibawah, adakah yang masih dibawah saya?