Saturday, May 31, 2025

doktrin

mendekati event besar tahunan yang sudah sangat dinantikan, bahkan pernah dengar juga bahwa di jazirah Arab sana, perayaannya malah lebih besar dari event Idul Fitri di tanah air, kembali saya (dan terus - menerus) diingatkan untuk mencari memahami ulang, apa sih makna sebenarnya dari berkurban itu. jujur saja, cerita lama dari masa kecil dulu bahwa prinsipnya qurban pake "Q" adalah distribusi daging untuk mereka yang gak mampu. beneran gak mampu, yang saking gak mampunya, sampai-sampai mungkin hanya ada kesempatan setahun sekali buat bisa makan daging.

alhamdulillahnya, keluarga kami saat itu masih bisa dikatakan sangat jauh diatas mampu, jika standarnya adalah makan daging. meski dalam keluarga kami, hanya almarhum Bapak yang bekerja, namun seingat saya, almarhumah Ibu rutin memasak menu daging, meskipun yaaa, dalam sebulan bisa dihitung jari 😊. kata Ibu, penting buat masa pertumbuhan kami, dan tentu didampingi tahu tempe plus ikan laut beserta teman-teman berprotein lainnya. 

balik laptop, setiap Idul Adha, hanya 1 atau 2 kali keluarga kami "beruntung" dikirimi daging, itupun dari kelebihan jatah saudara, bukan langsung dari panitia. bahkan, ketika saya mendapat kesempatan untuk menjadi anggota panitia qurban saat SMP, jatah daging yang saya dapat pun terasa sangat spesial, karena didapat setelah seharian "bekerja".

singkat cerita langsung ke inti, khutbah Jumat kemarin, ada hal menggelitik yang langsung berhubungan dengan acara qurban ini. memang, bagi yang mampu, sangat disarankan (mendekati wajib) untuk berkurban, bahkan jikalau tak mampu yang sesuai syariat, yaitu domba, bisa diganti dengan ayam bahkan kelinci .. lho, sik sik sik .. disini yang agak risih, kok ya kembali lagi dengan hukum-hukum yang out of the box. mengandung kebaikan, selaras dengan tuntunan, tapi itu lhoooo, lha kok baru2 ini munculnya, so, selama ini kemana aja.

apakah hukum agama ini terus dikembangkan sesuai dengan penalaran masing2 karena jaman yang terus berubah. meski katanya, agama Islam tidaklah memberatkan, pun sudah banyak tuntunan yang akhirnya dimentahkan karena terbukti tidak shahih (meskipun baik) bahkan ternyata, ada banyak ajaran baik yang memang dibuat2 namun kitanya hanya ikut2an. klo memang baik untuk kemanusiaan, why not .. tapi ini sudah mulai "memberatkan" dan masuk ke ranah ibadah, duh

Thursday, May 15, 2025

terlewat

 niat awal mau merutinkan menulis lagi setiap bulan, lha kok sudah mulai lagi kegagalan di bulan kesekian ini .. daaan, belum lagi nasib obaradai yang entahlah juga .. masih mencari formula yang pas buat mengatasi dan membawahi masalah posting bisikan dan keinginan untuk menulis ini, termasuk mencari excuse dengan seolah butuh tablet .. meskipun yaa, dengan pengalaman selama ini, kok ya endingnya insyaallah bisa ditebak 😑

sebulan resmi berkantor lagi, sudah mulai banyak drama .. dengan membiasakan diri menghadapi kesibukan yang tidak jelas .. updating rencana ke depan .. plus ancaman intimidasi dari kaum geje .. bismillah, dihadapi satu persatu, dihadapi dan dihadapi serta yakin pasti dimudahkan

Monday, March 03, 2025

東京マラソン2025

Alhamdulillah, sesuai target, bisa finish juga di Tokyo Marathon. meski penuh keraguan bahkan hingga race day half point, tapi akhirnya tetap achieved the goal. 

sejak awal didorong untuk lanjutkan pembayaran oleh istri, PR utama adalah ragu apakah akan bisa finish sebelum CoT .. trauma Shizuoka Marathon lampau masih membekas, belum lagi ditambah faktor fisik yang sudah pindah kategori plus tantangan latihan di musim dingin. meski sudah finish di HM Yokosuka Seaside Marathon, yang lagi2 mepet CoT, tetap saja tidak berani berspekulasi terlalu jauh. bahkan, dengan keterbatasan pilihan menu latihan dari Garmin, juga turut menambah kekhawatiran.

hari H, didukung kondisi cuaca yang sangat hangat untuk standar bulan Maret di Jepang, jadi faktor kedinginan saat start bisa skip. gas poll di awal sudah diantisipasi agar tidak terjadi lagi seperti di Yokosuka lalu. namun, ketakutan batere jam bakal loss malah jadi blunder. akibat ganti setting, jadinya perlu adaptasi lagi dengan tampilan yang berbeda saat latihan. eh tapi kok cepet juga y :D .. tercatat, sampai HM malah jauh diatas pencapaian yang sebelumnya. keraguan tidak bisa finish sebelum CoT mulai pudar, karena masih ada sisa 4jam buat menempuh separuh jarak, yang artinya, full jalan pun tetap bisa finish.
singkat cerita, tetap berusaha menenangkan diri agar tidak terlalu euforia meski sedikit tidak percaya dengan pencapaian ini, sambil berupaya mengingat kesalahan saat FM di Shizuoka lalu. memang, kondisi cheering di sepanjang rute sangat berbeda, plus faktor sepatu, sepertinya. dengan kaos kaki yang sejenis, tinggal ketahanan napas (plus HR) yang tetap harus dipantau. 
apa dikata, melewati km34, paha mulai terasa kencang. tiga kali minta support semprot air-salonpas, tetap tidak bisa menipu kelelahan. start km38, sudah menyerah untuk full jalan, sambil menunggu disalip pacer sub 5:00. sesuai catatan Garmin, FM kali ini PB lho. tidak ada hit the wall sepertinya, meski diwarnai kejadian keselek serbuk medalist, dan hidung bumpet sejak H-3.
next, kayaknya cukup HM aja yang masuk akal untuk lelarian di Indonesia, plus latihan buat speed di samapta periodik.
bismillah

Sunday, February 23, 2025

tahun ke 43

ternyata, belum berhasil konsisten untuk terus menulis. rencana awal membuat buku diary dengan target sekian tahun, perlahan mundur menjadi buku mingguan .. pun dengan jadwal kuliah yang sudah tidak tiap hari bisa duduk di bangku kelas utama, semakin mendukung untuk kebanyakan skip .. belum lagi, nasib Obaradai dan juga blog ini .. khusus blog ini, kewajiban awal memasang foto tanpa ain menjadi alasan utama untuk skip, padahal yaaa, tinggal beberapa klik, juga gambar bakalan siap .. namun, ya gitu .. sudah banyak perjalanan, banyak cerita untuk dituang, juga suara2 hati yang muncul atas ketidakseimbangan alam, yang tetap juga harus dijalani.

bismillah, seminggu sebelum Ramadhan dan Tokyo Marathon 2025, sebulan sebelum kepulangan ke Indonesia kembali, jaga tadarus dulu

Saturday, November 02, 2024

上高地の旅

terkadang, kita seringnya kurang menghargai sesuatu yang telah dititipkanNya, sampai datang waktunya diambil kembali oleh Sang Pemilik .. meski hanya hitungan jam, namun trip kali ini lumayan bermakna. secara kebetulan, EO dan member perjalanannya yang full berasal dari negara sebelah sana itu, sehingga lumayan dapat melupakan segala aturan disiplin lokal ala wong Jepang. yaaa, dengan resiko telat sana-sini dan penyesuaian jadwal dengan balutan toleransi. 

start berangkat sudah dimundurkan plus ditambah telat, dan meski begitu, tetap berhasil sampai TKP sebelum jadwal (padahal juga sudah dapat ekstra jam berhenti di rest area). sampai lokasi utama, pemandangan cukup memuaskan meski H-1 sempat dapat warning bakal turun hujan. namun sayang, permulaan sempat tidak nyaman karena kurang siap dengan suhu dingin (sepertinya dibawah 10℃). alhamdulillah, sampai end location, bisa makan menu netral tanpa ada konflik. 

perjalanan balik, sesuai kebiasaan, macet Minggu malam, jadinya +1 jam dari target dan sempat rada gerimis. namun yang penting, semua sehat meski jelas capek dan besoknya sudah menanti tugas negara.

bismillah, sekian bulan lagi

Sunday, September 08, 2024

ketiga

tak terasa, sudah kali ketiga ini naik Gunung Fuji, yang ternyata, setiap dapat kesempatan sekolah "agak" lama di Jepang, kok ya Alhamdulillah nya bisa naik terus. saat pertama dulu, tentunya pada waktu latihan militer. dengan bekal minimal yang sesuai arahan dan batasan, pun usia masih muda bingits, gass langsung puncak meski cuman pakai jas hujan. sedikit memori yang tersisa, hanya ingat waktu itu ada beberapa orang sipil yang latihan lari, dan kebetulan hari itu hujan serta sempat melihat sisi yang masih bersalju.

kesempatan kedua, masih dalam rangka ngikut saja, sambil mengingat pengalaman pertama dulu yang sudah berlalu 10an tahun lebih. bedanya, kali ini berangkat malam dan mungkin tidak bisa my own pace, ya namanya juga diajak, hehehe.

kali kemarin, harus beneran merencanakan karena dalam posisi ketua tim, meski cuman berdua. setelah banyak pertimbangan dan hitungan, akhirnya terpilih (lagi) weekend terakhir pada season pendakian tahun ini. keberangkatan dari Shinjuku alhamdulillah lancar meski setelah itu, kami terpaksa keleleran menunggu bus ke titik 5th. adanya perbaikan sistem, sehingga untuk masuk rute Yoshida harus bayar dan tidak bisa lagi naik malam hari, kecuali sudah punya reservasi penginapan. perjalanan hingga titik 6 berjalan lancar. namun, melangkah ke 7, si emak mulai kewalahan. bukan apa, paling takut jika sudah mengeluh gelap dengan heart bpm yang tinggi. kami memutuskan untuk potong jalan di 8.5 dengan pertimbangan transportasi balik serta lebih utama adalah faktor kesehatan. baru sadar juga, kalo rute 7 - 8 beneran parah, meski yang lalu, dilewati pas gelap malam. kali ini pun, rute turun memberi kesan tersendiri. dengan kondisi lutut was-was, akhirnya bisa nyampai titik start serta kembali dengan tidak terburu2. 

Alhamdulillah, 

Wednesday, June 19, 2024

Alhamdulillah,

sudah masuk minggu ke empat, kami sebagai keluarga bisa terus berkumpul bersama, tentunya atas ijin-Nya. setelah 6 tahun yang berat ini, Allah menambahkan nikmat yang luar biasa. tentunya, jalan yang kami tempuh layaknya episode drama yang terus mengundang gelengan kepala, namun selalu diakhiri dengan anggukan yang melegakan. 

perjalanan ke depan, meskipun terlihat masih panjang, namun seiring berkurangnya usia karena bertambahnya pengalaman hidup, sering menjadikan kami terlena dengan aliran waktu yang semakin deras.

bismillah ya Allah, mudahkanlah hamba kecilmu ini menikmati anugerah-Mu, aamiin 
 

Sunday, April 21, 2024

menunggu lagi

satu episode sudah dimulai kembali, meski sebenarnya saya pribadi lebih menginginkan ini di tahun lalu, tapi Allah menakdirkan lain. memang sih, tahun lalu dapat panggilan ke tanah suci, jadi jelas saja tahun paling pas, meski ya gitu, hehehe. 

saya pun masih berharap dengan disertai embelan kecemasan terkait perbedaan kebijakan terhadap rencana kesertaan keluarga kecil pada momen kali ini ke Jepang. saya masih yakin, Allah menyiapkan kemudahan yang jujur saja, baru saya sadari belakangan ini. jelas, pola pikir saya banyak berubah, setelah masalah bertubi dan momen ke tanah suci yang akhirnya menyadarkan diri yang sudah melepas masa U40. 

masih ada tantangan, karena begitu sang makhluk berani berkata beriman, yang datang berikutnya pastilah ujian. sudah ada beberapa kisi-kisi dan jelasnya kunci jawaban pula. tinggal menunggu, lagi