Tuesday, November 08, 2016

batas menyerah hanya diujung waktu

   berawal dari bongkar2 barang buat persiapan dibawa pulkamp, akhirnya nemu tas pinggang spesial buat lari ini dalam kondisi terkunci. kok?? iya, seingatnya, sudah lebih setahun menganggur sejak ganti smartphone yang ukurannya diluar batas muat, jadi terpaksa ditinggal tanpa sadar petaka yang muncul berikutnya.
   bagian slider resleting macet di penghujung posisi tutup. dan inilah petaka tadi, rupanya molekul garam dalam keringat saya sudah sedemikian mengendapnya hingga mampu meninggalkan jejak karat berwarna biru pada hampir seluruh bagian slider tadi. otomatis, untuk menekuk pengait saja susah, apalagi untuk menggeser posisi. perkiraan awal, dengan sekali semprot rust remover or cleaner komersil seperti WD40, akan mampu mengatasi masalah ini, sebagaimana saat dongkrak mobil macet maupun tuas lampu sein agak rewel beberapa waktu lalu. semprotan pertama, sukses membebaskan gerak pengaitnya, meski karat biru masih nampak jelas saat cairan semprot mengering. dua, tiga, hingga lima kali semprot, slider masih tak bergeming, duh apa yang salah??
   hasil gogling, ternyata permasalahan serupa cukup banyak dialami, terutama oleh nelayan pada tas kerja mereka. eh, nelayan? yup, nelayan yang rajin sharing pengalaman mereka di internet, sebagai most user yang tiap hari hidup diatas evaporasi air laut. berbagai analisa maupun tips dan trik dari level biasa hingga ekstrim pun lumayan dibeberkan, dan untuk kasus saya pun sudah mendekati tingkat menengah advance, hahaha. ini karena status slider yang sudah berkarat, namun karena relnya terbuat dari plastik, otomatis tidak cukup dengan hanya mengandalkan jenis rust remover yang memang terkhusus untuk logam. lalu bagaimana dong?
   ada opsi dengan vinegar (cuka) atau coca-cola. keduanya dipercaya mampu mengikis karat dengan merendam setidaknya semalaman (seringkali lebih). saya pun lebih nyaman memilih coca cola, selain mudah didapat, toh efek bau yang ditinggalkan tidak akan terlalu parah dibanding dengan jenis cuka, yang di Jepang ini pun juga sangat banyak jenis dan komposisinya. coca-cola pun, dipilih yang standar (bukan yang zero cal or varian lainnya) karena dari beberapa video life hack di youtube, jenis ini yang paling powerfull, hehehe, dan sisanya bisa diminum. 
   alhasil, memang benar cairan ini sakti. karat biru hilang, berganti dengan karat normal coklat kehitaman, bahkan setelah dicuci dengan air bersih. namun masalah utama masih seperti sediakala, slider masih keukeuh di tempat. hadooooh. gogling lagi, ada solusi yang mencontohkan dengan merendam dalam cairan sabun dan air panas, hmmm. teorinya, karena kain dan rel dari plastik basah, maka gaya tarik akan semakin kuat sehingga akan bertambah sulit dibuka, masuk akal sih. pun, semprotan rust remover berbasis silikon juga sudah terbukti sukses, entah level berapa itu, hehehe. oke deh, air panas, sabun cair, aduk dan rendam lagi.
sukses? belum juga rupanya. 
   masih belum ada ancang2 si slider mau beranjak dari tempatnya. sebenarnya masih terpikir 3 opsi lagi, yaitu congkel rel dengan jarum layaknya maling koper bandara yang mencongkel tas penumpang dengan bolpen; nunggu weekend beli semprotan silicon-based; or alternatif terakhir banget, bongkar resleting meski kurang yakin juga apa bisa mengingat jahitan dari adidas cukup rapi dan rapet. nah, di penghujung menyerah karena sikon tadi, sambil komat kamit, si tas mungil dibilas air dingin setelah seharian berendam air sabun, dan, sreeeeet, eh, yess!! 
   alhamdulilah, slider seketika mau diajak kompromi dan berfungsi normal seperti sediakala. meski bekas korosi masih nampak jelas, terutama di kain sekitar rel yang macet, namun masalah sudah SOLVED. entah teori mana yang berhasil jadi kunci, namun yang jelas, dengan adanya bukti serbuk keputihan menempel di sekitar rel, jelaslah kejadian saling-gigit sehingga saat itu slider enggan menjalankan tugasnya. 

begitulah, penting ndak penting, semoga bermanfaat. 


No comments: