Monday, August 12, 2013

Mudik 1434 H - the First Looong Journey

Sebagaimana tradisi dari hampir semua umat muslim di Indonesia pada umumnya, pada kesempatan libur lebaran Idul Fitri 1434 H tahun ini, maka kami sekeluarga pun turut berpartisipasi dalam acara rutin tahunan yaitu mudik ke kampung halaman. Seperti telah direncanakan sejak lebaran tahun lalu, bahwa tahun ini kami dari Bandung ke Probolinggo, Jawa Timur dengan misi utama, membawa si kecil supaya ketemu dengan Eyangnya.
Persiapan telah dilakukan maksimal, terutama dengan ‘tunggangan’ kami, yaitu Mazda Interplay th ’90 yang sudah 2 tahun ini jadi penunggu setia garasi rumah, mulai dari service rutin & tune-up plus ganti beberapa komponen, serta ganti 4 ban baru dan juga persiapan pembinaan fisik driver-nya, yaitu saya, mengingat rute yang akan ditempuh 2x dari rute tahun kemarin yang meskipun ‘hanya’ sampai Semarang, namun makan waktu hingga 19 jam perjalanan. Berikut catatan singkatnya :

Mudik I : Bandung – Semarang
Khawatir kejadian tahun lalu terulang, kali ini kami lebih prepared dengan mengumpulkan data & informasi seputar pantauan arus mudik baik dari televisi maupun twitter terutama pada jalur yang akan kami lewati, yaitu Bandung-Sumedang-Kadipaten-Cirebon lanjut Pantura sampai ke Semarang. Kami sengaja berangkat setelah buka puasa pada Senin 5 Agt dengan harapan kemacetan rutin di area Jatinangor sudah terurai dan tidak ada antrian ‘konyol’ yang makan waktu dan ujung2nya menghabiskan tenaga.
Alhasil, perjalanan sampai masuk tol Palikanci – Pejagan (masuk Plumbon) lancar jaya, meski sedikit tersendat saat melewati pasar Ujung Berung, namun selebihnya kondisi jalan ramai lancar. Keluar Pejagan, sedikit diluar harapan kami di-lambung-kan ke arah Slawi, karena info dari Twitter, konon saat itu area Brebes lumayan padat, meski akhirnya kami kembali ke rute Pantura melalui kota Tegal. Total perjalanan 11 jam dengan 3x istirahat di Kadipaten, Tegal dan sahur di Weleri.

Mudik II : Semarang – Probolinggo
Setelah istirahat ½ hari di rumah mertua di Banyumanik, kembali kami melanjutkan perjalanan setelah buka puasa ke Jawa Timur. Ini adalah pertama kali bagi saya menyetir kendaraan sendiri ke kampung halaman. Dari hasil survey, diputuskan untuk mengambil rute Pantura via Demak-Kudus-Pati-Rembang-Tuban-Lamongan-Gresik-Pasuruan-Probolinggo, karena jalan sudah bagus dan tidak seramai jalur tengah (Sragen-Ngawi-Jombang).
Perjalanan lancar, bahkan saking lancarnya, sampai2 saya ketakutan, karena jalan sangat sepi, penerangan minim, sehingga mobil bisa dipacu kencang, dengan tujuan ‘nyari bareng’, karena ya itu tadi, sangat sepi pi pi piiiii seperti bukan libur lebaran. Jalan baru agak rame setelah masuk kota Lamongan, meski mobil masih bisa melaju diatas 90km/jam. Total perjalanan 7jam dengan 2x istirahat di Lasem dan tol Gresik.

Balik I : Probolinggo – Semarang
3 hari 2 malam kami di kampung, saatnya kembali ke Bandung. Setelah silahturahmi dengan sanak saudara, maka pada Jumat 9Agt malam kami start untuk meramaikan arus balik mengingat hari senin sudah harus masuk kerja. Rute yang diambil sama dengan rute berangkat, dengan tetap berdoa agar perjalanan kami lancar dan bisa sampai Semarang dengan selamat untuk sungkem dengan keluarga mertua.
Alhamdulilah, doa kami terkabul. Jalan yang kami lewati masih sepi, meski sempat gerimis di Lamongan dan sempat salah jalan sehingga ‘terpaksa’ lewat area yang sepertinya digunakan balap liar di Tuban. Total perjalanan 6jam dengan 2x istirahat di Lamongan dan Pati.

Balik II : Semarang – Bandung
Meski sempat was-was terkena puncak arus balik, namun bagaimanapun kami tetap harus kembali ke Bandung pada Sabtu malam. Pantauan twitter maupun televisi menunjukkan beberapa titik kemacetan sudah menanti di rute yang akan kami lewati, seperti pertigaan pintu Pejagan maupun dalam kota Pekalongan. Secara mental kami juga siap tempur, guna berjaga2 jikalau memang macet dan terpaksa terjebak di jalan karena biasanya minggu pagi banyak acara Car Free Day, sehingga jalan2 utama ditutup, yang tentunya akan menambah jalur macet kami.
Keluar kota Semarang, jalan ramai lancar dan memang terasa suasana arus balik. Ditambah sempat macet sebelum masuk Pemalang dan Comal, serta saat masuk Pekalongan. Pintu tol Pejagan yang dikabarkan ditutup dan dialihkan ke arah Cirebon, ternyata sudah dibuka kembali pada saat kami baru keluar Brebes, sehingga tidak ada pengalihan jalur lagi seperti saat berangkat mudik. Keluar Plumbon, mobil langsung gas pol ke arah Bandung, jalan cenderung sepi, meski berkali-kali disalip beberapa mobil travel. Total perjalanan 9jam dengan 2x istirahat di Pemalang dan Pejagan (makan sate à not recommended, nothing special malah lebih mahal)

Overall, mudik kali ini lancar sekali, meski capek luar biasa, namun alhamdulilah anak istri tidak sempat sakit. PR tahun depan, gimana berhemat ongkos terutama untuk BBM, maklum mobil sudah renta & 1600cc pula :D